Tauhid dan Akidah


Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa buah. Ilmu yang tidak dilaksanakan akan timpang serta dapat membawa musibah. Ilmu sebagai dasar didalam kehidupan manusia. Dengan ilmu serta amalan yang luar biasa baik maka balasannya adalah surga Firdaus. Surga Firdaus merupakan rumah bagi Rasulullah dan para sahabatnya, suatu nikmat yang luarbiasa bisa berada ditempat yang sama dengan Rasulullah. Dalam menggapai surga saja perlu dibutuhkannya ilmu apalagi untuk urusan dunia. Dunialah yang mengejar orang – orang yang berilmu. Oleh karena itu, bersungguh – sungguhlah dalam mendapatkan ilmu, perhatikanlah segala hal untuk menunjangnya. Salah satu contohnya adalah makanan. Untuk makanan kita harus pandai dalam memilih makanan yang halal serta sesuai dengan kebutuhan. Tidak makanan terlalu banyak atau makanan terlalu sedikit, pas dengan porsinya. Dengan lebih memerhatikan kehalalan makanan, maka insyaAllah dapat membawa keberkahan Allah untuk ilmu tersebut.
Tauhid adalah mengesakan Allah yang artinya menjadikan Allah satu – satunya sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya. Jika setelah seseorang mengucapkan kalimat tauhid maka mereka diminta untuk beribadah hanya kepada Allah. Tauhid sendiri dibagi menjadi tiga macam, yakni sebagai berikut,
·         Rububiyah
Meyakini hanya Allah yang mampu melakukan perbuatan-perbuatan yang menjadi kekhususan-Nya. Contohnya, penciptaan alam semesta, memberikan takdir kepada setiap hambanya, mematikan serta menghidupkan kembali hambanya, dan lain – lain.
·         Uluhiyah
Meyakini hanya Allah yang berhak diibadahi baik yang lahir maupun yang batin, ucapan maupun perbuatan. Oleh karena itu dalam beribadah, kita harus benar – benar meniatkannya karena Allah bukan karena ingin disanjung oleh manusia atau yang lain. Karena dengan meniatkan ibadah kepada selain Allah maka dapat mendatangkan kemudaratan.
·         Asma wa Sifat
Mengesakan Allah dalam nama-nama-Nya yang terindah dan sifat-sifat-Nya yang termulia, yang bersumber dari Al-Qur`an dan As-Sunnah,dan beriman terhadap makna-makna dan hukum-hukumnya.
Allah SWT adalah rabb. Rabb yang menciptakan, memelihara, mencukupi segala kebutuhan hambanya serta menetapkan takdir bagi hambanya. Walaupun Allah sudah menetapkan takdir untuk kita semua namun sebagai seorang hamba kita harus tetap memohon kepada Allah dalam segala hal, dalam segala kepentingan serta dibarengi dengan ikhtiar. “Allah tidak akan merubah suatu kaum kecuali kaum tersebut yang mau merubah nasibnya”( Ar Ra’d; 11) sudah tersampaikan dengan jelas didalam ayat tersebut bahwasannya dengan kita berusaha untuk merubah nasib yang menyertakan Allah didalamnya maka Allahpun akan ikut membantu hambanya dalam merubah nasib.
Mengucapkan kalimat tauhid memang bisa diucapkan oleh setiap umat, namun dalam praktiknya belum tentu bisa dilakukan dengan baik. Orang yang bertauhid adalah orang yang melibatkan, menyerahkan, serah diri kepada Allah dalam segala urusan. Oleh karena itu, dapat mendatangkan ketenangan hidup untuknya. Namun sebaliknya, seseorang tanpa tauhid dia akan tersesat serta ujian adalah yang menjadi tanda bahwa seseorang kurang akan tauhidnya. Akan tetapi tauhid bisa berubah sewaktu – waktu entah akan menjadi lebih meningkat atau berkurang. Yang paling bahaya adalah ketika tauhid dalam diri berkurang. Oleh sebab itu untuk meningkatkan kembali ketauhidan dalam diri agar selalu berdoa kepada Allah, membiasakan kebiasaan yang dapat mendekatkan diri kepada Allah, dan berada dilingkungan orang – orang yang beriman.
Tauhid merupakan hak Allah SWT atas hambanya maka sudah sepatutnya sebagai seorang hamba menjalani kewajiban itu dengan menyempurnakan keimanan kepada Allah SWT. Kesempurnaan tauhid akan membuat hidup menjadi lebih baik karena tauhid merupakan dasar bagi kehidupan. Urgensi tauhid adalah ibadah. Jika tauhid belum baik maka bisa jadi amalan ibadahnya pun tidak diterima oleh Allah. Berhati – hatilah dalam niat beribadah, karena belum tentu apa yang dikerjakan bisa mendapatkan pahala. Terutama, berhati – hatilah dengan sikap riya karena dapat menghilangkan ketauhidan didalam diri seseorang. Saat hadirnya tauhid maka akan menimbulkan cinta dan harapan kepada Allah. Rasulullah menekankan tauhid kepada dirinya, sahabatnya, maupun umatnya. Perbedaan generasi terbaik dengan generasi sekarang adalah tauhid. Sebagai contohnya adalah Abu Bakar as Siddiqi dengan keyakinan nya kepada Allah dan Rasululah yang luar biasa besar yang hadir karena keimanan yang diyakininya.
Jika setiap muslim mengamalkan tauhid dengan baik serta mendapatkan ilmu yang baik dan mengamalkannya maka akan membentuk akhlak pada diri seseorang. Dan akhlak inilah yang menjadi ujung antar tauhid dan ilmu. Setiap muslim harus berakhlak kepada Allah, Rasulullah dengan mengakui serta mengikuti perintahnya, dan manusia terutama adalah orang tua.


#PemudaSEF #MujahidSEF

Visit us on social media :
  • Official website : https://www.shariaeconomicforum.org/
  • Twitter & Instagram : @ksei_sef
  • FB/Path/LinkedIn : Ksei SEF Gunadarma
  • Official LinkedIn : Sharia Economic Forum of Gunadarma University
  • Line : @KSEI_SEF



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi

Hadirnya Koperasi didalam Kehidupan Karyawan PT Bank Central Asia, Tbk

Perdagangan dan Pemasaran Internasional