Riset dan Budaya Ilmiah

Riset dan budaya ilmiah tercipta karena adanya peradaban di dunia, disetiap peradaban muncul cendikiawan – cendikiawan yang melakukan penelitian mengenai pola pikir dan pola perilaku masyarakat pada saat itu. Penelitian inilah yang dinamakan riset. Dari riset tersebut, maka akan menjawab bagaimana keadaan masyarakat pada saat itu serta penyelesaian terhadap masalah – masalah yang timbul pada saat itu. Tidak hanya itu, para cendikiawan juga memaparkan tentang ilmu – ilmu pengetahuan yang mereka kaji sehingga ilmu pengetahuan tersebut membawa pengaruh yang baik bagi kehidupan umat manusia hingga saat ini. Islam mengukir peradaban yang baik didunia, banyak cendikiawan – cendikiawan yang memaparkan pemikiran – pemikiran mereka mengenai keadaan pada saat itu maupun ilmu – ilmu pengetahuan yang mereka kaji. Namun, sebelum adanya peradaban Islam terdapat beberapa peradaban didunia.

A.    Peradaban Sebelum Islam
1.      Peradaban Yunani
Peradaban Yunani adalah cikal bakal dari berkembangnya ilmu pengetahuan. Yang paling menonjol dalam perkembangan ilmu pengetahuan pada peradaban ini adalah filsafat. Filsafat inilah yang nantinya adakan menjadi induk bagi setiap ilmu pengetahuan. 


Peradaban Yunani menjadi jaman keemasan filsafat, karena orang memiliki kebebasan mengungkapkan pendapatnya atau gagasannya. Bangsa Yunani menumbuhkan sikap kritis disetiap peristiwa yang dialami, oleh sebab itu sikap kritis inilah yang memunculkan ahli – ahli pikir yang baik. Beberapa tokoh yang terkenal pada saat peradaban Yunani;
a)      Socrates
Socrates berpendapat bahwa ajaran dan kehidupan adalah satu tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, dasar dari segala penelitian dan pembahasan adalah pengujian diri sendiri. Bagi Scorates, pengetahuan yang sangat berharga adalah pengetahuan tentang diri sendiri. Semboyan yang paling digemarinya adalah “ kenalilah dirimu sendiri.”
b)     Plato
Plato mengatakan bahwa manusia dalam hidupnya mempunyai tujuan hidup yang baik, dan hidup yang baik ini dapat dicapai dalam negara. Bentuk negara yang baik menurut Plato adalah republik karena mampu membentuk atau mencapai masyarakat yang ideal. Negara akan terus berkembang di berbagai bidang dan pertumbuhan penduduk yang akan menimbulkan masalah sehingga menggangu keseimbangan negara. Oleh karena itu, Plator membuat 3 golongan masyarakat,
·         Filusuf è Kepemimpinan dipercayakan pada mereka.
·         Balatentara è Mereka harus menjaga pertahanan dan keamanan negara sehingga disumpah untuk mengabdi kepada negara. Oleh karena itu, mereka tidak mempunyai hak atas diri mereka sendiri. Salah satu contohnya golongan balatentara tidak diperbolehkan untuk menikah.
·         Pekerja atau petani è Menanggung kehidupan ekonomi bagi seluruh negara.
c)      Aristoteles
Aristoteles yang pertama kali membagi filsafat pada dua hal yang teoritis dan praktis. Yang teoritis mencakup logika, metafisika dan fisika. Sedangkan, yang praktis mencakup etika, ekonomi dan politik. Pembagian ilmu inilah yang menjadi pedoman juga bagi klasifikasi ilmu dikemudian hari. Aristoteles dianggap sebagai bapak ilmu karena dia mampu meletakkan dasar-dasar dan metode ilmiah secara sistematis.
2.      Peradaban India
India memiliki dua peradaban yaitu peradaban Lembah Sungai Indus dan Lembah Sungai Gangga. Peradaban Lembah Sungai Indus dilakukan oleh bangsa Dravida yang merupakan penduduk asli India yang memiliki ciri – ciri berbadan pendek, berhidung pesek, berkulit hitam, berambut keriting sedangkan peradaban Lembah Sungai Gangga yang dilakukan oleh bangsa Arya yang merupakan pendatang. Kedatangan bangsa Arya menjadi sebab kemunduran bangsa Dravida karena bangsa Arya mulai menguasai hampir seluruh bidang baik itu pemerintahan maupun perdagangan.


Penyesuaian unsur – unsur kebudayaan bangsa Dravida dengan bangsa Arya melahirkan hinduisme. Namun, untuk tetap menjaga kemurnian ras dari bangsa Arya maka dibuatlah sistem kasta yang terdiri dari;
·         Kasta Brahmana ialah golongan para ahli agama dan ilmu pengetahuan. Golongan ini paling dihormati dan biasanya menjadi penasihat raja.
·         Kasta Waisya ialah golongan pedagang dan petani. Mereka merupakan golongan yang berusaha, mengeluarkan keringat untuk menghasilkan perbekalan yang diperlukan oleh semua golongan.
·         Kasta Ksatria ialah golongan ningrat dan para prajurit. Golongan inilah yang memegang kekuasaan dan menjalankan pemerintahan.
·         Kasta Sudra ialah golongan buruh kasar dan hamba sahaya.
3.      Peradaban Romawi
Peradaban Romawi Kuno berkembang di negeri Italia, tepatnya berada di sekitar Pegunungan Apenina. Kehidupan penduduk Romawi adalah dengan cara bertani, berburu dan menangkap ikan. Pada masa zaman besi, bangsa pendatang muncul dibeberapa daerah di Italia dan dari sinilah selanjutnya muncul kerajaan Romawi yang menyebar hampir ke seluruh daratan Eropa, Asia dan Afrika. Kebudayaan tersebut dikenal dengan kebudayaan Latin.

Selama peradaban Romawi telah melaksanakan tiga sistem pemerintahan. Sistem pemerintahan pertama adalah kerajaan, yang dimana kota Roma menjadi ibukota Romawi sehingga menyebabkan kemajuan dalam bidang perdagangan dengan negara – negara yang berada di Laut Tengah. Sistem pemerintahan kedua adalah republik, yang terdiri dari negara – negara kota seperti yang diterapkan di Yunani. Pada sistem pemerintahan inilah dibuat dua golongan masyarakat yang terdiri dari ;
·         Golongan patricia (bangsawan), memegang kekuasaan di Roma sebagai warga penuh.
·         Golongan plebeca (rakyat rendah), golongan ini boleh mendirikan tribun plebis, salah satu konsulnya berasal dari plebeca. Untuk mengatur kehidupan bernegara disusun, undang-undang tertulis yang pertama, yakni Lejes Duodecim Tabularum yang berupa 12 lempengan tembaga.
Sistem pemerintahan yang terakhir adalah kekaisaran, Octavianus sebagai kaisar yang pertama. Octavianus memiliki kekuasan absolut yang dimana ia menjadi kepala pemerintahan, politik, dan kepala agama. Pada masa inilah munculnya kekristenan, penyebaran agama kristen oleh Nabi Isa (Yesus Kristus). Agama Kristen mengajarkan monotheisme dan tidak mendewakan manusia. Karena demikian, kaum Kristen dianggap sebagai pemberontak yang akan menjadi raja sehingga orang – orang kristen diincar serta dibunuh untuk mengurangi jumlah penganut agama kristen.
Namun, pada masa kekuasaan Konstantin Agung. Perlakuan pengejaran dan pembunuhan kepada kaum Kristen ditiadakan, ia menyadari dengan benar nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran-ajaran Yesus Kristus. Sejak itu agama Kristen ditetapkan sebagai agama negara. Konstanti Agung juga mengambil kebijakan untuk memindahkan ibukota dari Roma ke Konstansinopel sehingga pecahlah kekuasaan Romawi menjadi dua bagian, yaitu Imperium Romawi Barat dengan ibukota Roma dan Imperium Romawi Timur dengan ibukota Konstantinopel.
Tahun 476 M Imperium Romawi Barat hancur oleh penyerangan bangsa Jerman. Keruntuhan Romawi Barat tidak memengaruhi keamanan Romawi Timur, bahkan sempat mengalami kejayaan pada masa Kaisar Yusthianus tahun 527-563 M. Pada tahun 1543 Imperium Romawi Timur hancur oleh serangan bangsa Turki yang dimpimpin oleh Sultan Mehmed II atau juga dikenal sebagai Muhammad Al-Fatih.
Pada saat terjadinya masa kejayaan Islam dibawah kekuasaan Dinasti Umayyah dan Abasiyyah, terjadi juga masa kegelapan bagi bangsa Eropa lebih tepatnya Eropa Barat. Masa ini disebut “ Zaman Kegelapan Eropa atau Dark Age “. Istilah Zaman Kegelapan muncul setelah perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan di kawasan Eropa mengalami stagnasi atau bahkan kemunduran akibat dari kuatnya posisi gereja di segala bidang kehidupan masyarakat Eropa saat itu. Semua orang dituntut untuk selalu berpegang pada dogma-dogma gereja, dan terdapat larangan untuk bertanya mengenai berbagai hal.
Dengan tingkat intelektualitas masyarakat yang kian menurun. Tidak ada satu pun kaum terpelajar yang ingin meningkatkan kualitas pengetahuan masyarakat karena mereka takut akan larangan gereja. Mereka banyak yang melakukan penyebaran ilmu pengetahuan secara sembunyi-sembunyi untuk kalangan tertentu saja. Masyarakat dibuat bodoh akan ilmu pengetahuan sehingga menimbulkan masalah – masalah sosial lainnya seperti, keadaan ekonomi yang tidak stabil karena ketidaktahuan dalam melakukan kegiatan ekonomi, kematian yang meningkat karena ketidaktahuan masyarakat untuk menyembuhkan wabah penyakit pada saat itu, tingkat kriminalitas yang cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan, serta orang – orang yang memaparkan teori mereka harus menjadi tahanan gereja karena dianggap tidak sesuai dengan ajaran yang diajarkan gereja.
4.      Peradaban Persia
Iran dan Persia adalah dua nama yang kerap digunakan untuk menunjukkan satu wilayah. Sebenarnya, antara keduanya terdapat sedikit perbedaan. Salah satu rumpun bangsa Arya yaitu bangsa Media, mendiami wilayah Iran bagian barat. Sementara rumpun bangsa lainnya, yaitu banga Persia, mendiami bagian selatan wilayah tersebut. Baik bangsa Media maupun Persia, keduanya tunduk pada kekuasaan bangsa Assyria.  Namun, bangsa Persia berhasil menaklukkan bangsa Media bahkan menaklukkan imperium Assyria. Sejak saat itu, wilayah Iran dikenal dengan nama Persia.


Pada awalnya, orang – orang asli Persia menyembah Allah dan sujud kepada – Nya. Akan tetapi kemudian seseorang persia yang bernama Zarathustra mengembangkan suatu agama baru yang disebut Zoroastrianisme. Zoroastrianisme atau majusi merupakan kepercayaan yang menyembah kepada Ahura Mazda atau “Tuhan yang Bijaksana”. Zarathustra menunjukkan pemikirannya tentang perbaikan tujuan arah negara yang beragama. Dia mengatakan, “Sesungguhnya cahaya Allah menjelma dalam setiap sesuatu yang berkilau dan menyala di alam dunia”. Sehingga dia memerintahkan menghadap matahari dan api waktu beribadah, karena cahaya merupakan perlambang Tuhan. Dari ritual penyembahan api ini, kemudian dijadikanlah api sebagai kiblat ritual ibadah dari berbagai tingkat golongan untuk menyembahnya. Selanjutnya, mereka menjadi para penyembah api dengan makna sebenarnya.
5.      Peradaban Arab Pra Islam
Peradaban Arab sebelum Islam dikenal dengan zaman Jahiliah, yang dimana orang – orang Arab tidak mengenal agama tauhid sehingga membuat tingkat moralitas diri menjadi rendah. Pada saat itu, masyarakat Arab memiliki kebiasaan buruk seperti berjudi, mabuk – mabukan, berzina, dan menyembah berhala. Penyembahan berhala merupakan cara beribadah agama Pagan. Agama Pagan ini menjadi agama yang dianut mayoritas warga Arab pada saat itu. Berhala – berhala dalam berbagai bentuk ditaruh disekitar Kabbah. Namun, praktik untuk beribadah tetap kurang karena orang – orang Arab Badui menganggap agama sebagai pengikat kebebasan. Sehingga mereka sering kali melanggar aturan agama.
B.     Peradaban Islam
Peradaban dimulai ketika Nabi Muhammad SAW dilahirkan dan dijadikan seorang nabi oleh Allah SWT. Ketika pada saat itu, bangsa Arab sedang dizaman jahiliyah yang tingkat moralitasnya rendah. Nabi Muhammad diperintahkan untuk memperbaiki moralitas masyarakat Arab dengan membangun akhlak dan iman pada diri setiap umat manusia. Ciri – ciri peradaban muslim :
·         Universal è diperuntukan untuk semua golongan tidak memandang perbedaan diantara umat manusia baik itu dari segi agama, status sosial, keadaan ekonom, maupun lain – lain. Karena pada hakekatnya setiap manusia memiliki kesempatan yang sama.
·         Tauhid è beribadah kepada Allah. Meniatkan segala sesuatu untuk mendapatkan keberkahan dan ridho dari Allah SWT.
·         Adil dan mudarat è keseimbangan antara dunia dengan akhirat. Bagaimana keseimbangan seseorang dalam menjalin hubungan dengan Allah dan manusia.
·         Sentuhan akhlak
Keempat point diatas yang menjadi cikal bakal riset ilmiah dalam peradaban islam. Karena dengan adanya keempat point tersebut didalam peradaban maka akan mencapai peradaban yang kuat diserta dengan masyarakat yang ideal. Pengertian riset sendiri adalah melihat, meneliti, menelaah, mencari, menganalisis, mengamati suatu kejadian tertentu. Dari riset inilah yang dapat memunculkan ilmu pengetahuan. Sehingga dapat diketahui bahwasannya urgensi riset adalah menumbuhkan kesadaran mengenai suatu kejadian tertentu dan semakin termotivasi untuk ingn tahu mengenai ilmu.


Pada saat Golden Age atau zaman keemasan Islam, ilmu pengetahuan, sains, dan budaya berkembang sangat pesat. Kurang lebih sekitar 500 tahun peradaban islam mengalami kejayaan sehingga tidak ada peradaban lain yang mampu menyaingi peradaan kejayaan islam.
Faktor – faktor yang mendorong tercapainya zaman keemasan Islam ;
·         Ketika khalifah pertama Dinasti Umayyah yaitu Mu’awiyah ibn Abu Sufyan (setelah para khalifah Rashidun: Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali’) melakukan invasi ke daerah Transjordania dan Syiria sampai dia menemukan banyak banget manuskrip-manuskrip kuno di Kota Damaskus yang diwariskan dari perkembangan ilmu pengetahuan Yunani dan Romawi (Sokrates, Plato, Aristoteles, Galen, Euclid, dan sebagainya). Berdasarkan penemuannya itu, Mu’awiyah terinspirasi buat bikin pondasi peradaban Islam yang berdasarkan ilmu pengetahuan.
·         Pada saat yang bersamaan kekhalifahan Ummayyah sedang mengadopsi teknologi penulisan naskah di atas kertas yang awalnya berkembang di Tiongkok. Dengan perkembangan teknologi penulisan itu, Mu’awiyah juga menyewa tenaga ilmuwan-ilmuwan dari Yunani dan Romawi untuk melakukan terjemahan terhadap naskah-naskah kuno tersebut ke dalam bahasa Arab.
·         Dinasti Ummayah beralih menjadi dinasti Abbasiyah yang ditandai perpindahan pusat pemerintahan dari Damaskus ke Baghdad di Mesopotamia. Dengan perpindahan pusat pemerintahan itu, yang dulunya (waktu di Damaskus) peradaban Islam dapet pengaruh kebudayaan dan ilmu pengetahuan dari Yunani dan Romawi, sedangkan di Baghdad dapat tambahan pengaruh lagi dari kebudayaan Persia dan India. Seluruh sumber ilmu pengetahuan terlengkap yang dimiliki umat manusia (Yunani, Romawi, Persia, India) pada saat itu akhirnya bisa ngumpul di satu titik lokasi.
·         Pengaruh 2 orang khalifah besar, yaitu Harun Al Rasyid dan anaknya, Al Ma’mun yang punya cita-cita mulia untuk membangun peradaban Islam yang menjunjung tinggi perkembangan sains, logika, rasionalitas, serta menjaga kemajuan ilmu pengetahuan serta meneruskan perkembangan ilmu yang telah diraih oleh Bangsa India, Persia, dan Byzantium. Tanpa adanya peran mereka yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, Zaman Keemasan Islam kemungkinan tidak akan tercapai.
Perkembangan ilmu pengetahuan sudah pasti melahirkan cendikiawan – cendikiawan muslim pada saat itu. Mereka memaparkan berbagai riset yang sudah mereka lakukan melalui teori – teori keilmuan. Dari banyaknya cendikiawan muslim, berikut ini adalah beberapa cendikiawan muslim ;

NO
NAMA TOKOH
BIDANG ILMU PENGETAHUAN
KARYA – KARYA
1
Ibnu Sina
Kedokteran
Qanun fi Thib (Canon Of Medicine)
2
Jabir bin Hayyan
Kimia
Al-Kimya (The Book Of The Composition of Alchemy)
3
Al Khwarizmi
Matematika, astonomi, astrologi, dan geografi
Al-Kitāb al-mukhtaar fī isāb al-jabr wa-l-muqābala dan Zīj al-sindhind
4
Ibnu Khaldun
Histografi, sosiologi, dan ekonomi
Muqqadimah
5
Ibnu Haitham
Matematika dan pendiri optik modern
Al’Jami’ fi Usul al’ Hisab
6
Ibnu Al - Baithar
Botani dan kedokteran

7
Thbt ibn Qurra
Matematika
Sistem geosentrik ptolemy dan penemu konsep statistika
8
Al Zahrawi
Kedokteran
Konsep operasi modern
9
Ibnu Al - Nafis
Bidang medis
Teori pembuluh kapiler


#PemudaSEF #MujahidSEF

Visit us on social media :
  • Official website : https://www.shariaeconomicforum.org/
  • Twitter & Instagram : @ksei_sef
  • FB/Path/LinkedIn : Ksei SEF Gunadarma
  • Official LinkedIn : Sharia Economic Forum of Gunadarma University
  • Line : @KSEI_SEF

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hadirnya Koperasi didalam Kehidupan Karyawan PT Bank Central Asia, Tbk

Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi

Perdagangan dan Pemasaran Internasional